Tuesday, March 3, 2009

Benarkah Nabi Buta Huruf ?

Pernahkah kita dengar penafsiran kata ”ummiy”? ”Mereka yang mengikuti Rasul Nabi yang Ummiy.” Umumnya itu diterjemahkan ”Ummiy” itu sebagai buta huruf. ”Mereka yang mengikuti Rasul Nabi yang buta huruf”. Kalau Allah memberikan gelar kepada para Nabi, Allah akan berikan gelar kepada para Nabi itu gelar kehormatan. Kecuali mungkin dalam ”Ummiy” itu. Coba bayangkan kita baca shalawat ”Allahumma shalli ’ala Muhammadin Nabiyyil Ummiyyi. Ya Allah sampaikan shalawat kepada Muhammad Nabi yang buta huruf”.

Saya tidak akan tanya saudara tentang pengetahuan saudara tentang ilmu tafsir. Tetapi tanyalah hati nurani, apakah enak kita menggelari Nabi dengan gelaran buta huruf? Kita mempersoalkan apakah betul Nabi itu buta huruf. Apakah kata ”ummiy” itu artinya hanya buta huruf ataukah ada arti-arti yang lain?Kalau kita mengatakan bahwa Nabi itu buta huruf, kita akan berhadapan peristiwa-peristiwa yang tidak masuk akal. Atau tidak masuk akal saya, mungkin akal Anda masuk. Misalnya surat atau ayat yang pertama kali turun adalah ”Bacalah. Demi Nama Dia yang Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah demi Tuhanmu Yang Maha Mulia yang mengajarkan dengan pena. Yang Mengajarkan manusia sesuatu yang tidak yang tidak diketahuinya.”Menurut cerita yang beredar di kalangan Ahlussunnah, ketika turun ayat itu, malaikat Jibril datang membentak Nabi yang ketakutan. ”Bacalah…!” Kemudian Nabi berkata dengan tergagap-gagap, ”Saya tidak bisa baca.” Lalu Nabi dipeluk oleh Malaikat Jibril sampai Nabi hampir kehilangan nafas. Riwayat ini saya kritik.

Kasihan Nabi itu, sudah jelas Nabi itu tidak bisa baca dipaksa oleh Malaikat Jibril. Dipaksanya malah memakai tekanan sampai dipeluk. Padahal Allah sudah menetapkan, ”Allah tidak akan membebani orang melebihi dari kemampuannya.” Itu Allah menyuruh malaikat Jibril untuk memaksa Rasulullah membaca padahal beliau tidak mampu membaca. Nanti Rasulullah itu akan diperintahkan oleh Tuhan, ”Engkau ini hanya pemberi ingat saja, tidak boleh memaksa.” Tetapi contoh pertama wahyu itu, Nabi yang tidak bisa baca dipaksa untuk membaca, dengan kekerasan lagi. Dan itu membebani Nabi diluar kemampuannya. Kita bisa katakan di sini bahwa itu tidak benar-benar terjadi. Itu hanya dibuat oleh orang-orang yang ingin mendiskreditkan kehormatan Rasulullah Saw.

Dalam riwayat yang lain, Nabi itu menerima wahyu dengan perasaan gembira, lega, dadanya terbuka lebar, tidak sumpek. Karena itu sudah hukum Tuhan, ”Kalau Allah menghendaki memberi petunjuk, Allah akan melegakan dadanya.” Setelah menerima wahyu, Allah berfirman, ”Bukankah telah Kami legakan dadamu dan aku lepaskan beban yang menghimpit punggungmu.” Jadi Nabi menerima wahyu itu lega. Jangankan menerima wahyu yang itu adalah petunjuk yang tinggi tingkatnya.

Kalau kita mendapat petunjuk yang ringan-ringan saja, hati kita itu lega rasanya. Sampai dalam taraf ilmiah itu ada yang disebut ”Ureka”. Jadi dulu ada seorang raja bikin mahkota dari emas, tetapi raja itu khawatir emasnya dicampur. Dia ingin emasnya itu murni. Tetapi gak tau bagaimana mengecek emas itu murni atau tidak. Disuruhlah seorang ilmuwan di zaman itu, Archimides namanya, untuk menguji dan Archimides gak tau gimana menguji emas itu asli atau tidak. Sambil berbaring-baring di kamar mandinya dia tiba-tiba menemukan pemecahannya. Itu yang lalu menghasilkan hukum berat jenis. Akhirnya dia menemukan jawabannya, dan lega betul sampai dia berteriak dan berlari-lari telanjang bulat, ”Ureka…Akhirnya aku temukan…!”Jadi orang mendapat petunjuk hatinya tuh lega. Dan wahyu adalah tingkat yang paling tinggi, eh ternyata Nabi itu sumpek (apa maksud ni? Sapa tahu bagitau aku) sampai katanya Nabi berlari-lari ketakutan.

Menurut riwayat sampai-sampai Nabi berkata, ”Saya tidak tau apakah saya ini gila atau kemasukan setan.”Bayangkan Nabi yang mendapat wahyu sampai begitu. Itu menurut saya riwayat itu memang menjatuhkan kehormatan Nabi.

Dan sekarang kita bicarakan mengenai ”Ummiy” kebutahurufan Nabi. Kalau Nabi itu memang buta huruf, paling tidak, Nabilah yang pertama kali melanggar ajaran Allah SWT. Surat yang pertama menyuruh Nabi baca. Menurut orang-orang yang berpendapat bahwa Nabi itu buta huruf, menafsirkan maksud ”bacalah” dalam ayat tersebut adalah membaca alam semesta bukan membaca buku, memahami alam semesta, membaca alam semesta itu sebagai teks. Memang sih kelihatannya ilmiah, tetapi itu tidak nyambung dengan ayat Al-Qur’an tersebut karena ujungnya ”Bacalah dengan Nama Tuhanmu Yang Maha Mulia yang mengajar dengan pena.” Kalau membaca konteksnya dengan pena itu artinya membaca buku, membaca teks, membaca huruf.Kalau Nabi buta huruf maka perintah membaca itu menjadi perintah yang dipaksakan kepada Nabi. Nabi disuruh membaca padahal ia tidak bisa membaca. Di antara surat-surat yang pertama turun adalah, ”Nun, demi pena dan apa yang mereka tuliskan dengan penanya.

”Dalam Al-Qur’an ada banyak perintah menulis. Diantaranya adalah ayat yang terpanjang di dalam Al-Qur’an iaitu ayat tentang utang piutang dalam surat al-Baqarah. Tuhan sampai menurunkan ayat terpanjang untuk mengatur utang piutang. Dalam ayat itu dikatakan bahwa hendaknya seseorang itu menuliskan utang piutang itu. Jadi wajib kalau utang piutang itu dituliskan. Kalau Nabi itu buta huruf, maka Nabilah yang pertama kali melanggarnya. Padahal kata Aisyah, ”Akhlak Nabi itu Akhlak Al-Qur’an.”

Nabi juga menganjurkan orang-orang untuk belajar tulis dan baca. Sampai beliau bersabda, ”Diantara kewajiban orang tua terhadap anaknya ialah mengajarkan menulis, berenang, memanah.”Apakah mungkin Rasulullah memerintahkan sesuatu yang tidak ia praktekkan. Lalu kalau begitu, apa itu arti dari Ummiy kalau bukan buta huruf? Bukankah dikatakan juga Nabi akan dibangkitkan ditengah-tengah masyarakat yang buta huruf? (Adakah semua orang ketika itu buta huruf).

6 comments:

Tipah Kerawang said...

Beliau melalui fasa keumian dalam hidup beliau. Fasa pertama, waktu beliau remaja dan sebelum berkahwin dengan Khadijah. Cukup sulit untuk mengatakan bahawa Nabi s.a.w buta huruf kerana, beliau sendiri sebagai seorang perdagang mungkin sukar jika beliau berdagang tanpa ilmu membaca atau menulis.

sulit menerima hakikat bahwa seorang Nabi pilihan-Nya tidak tahu membaca padahal ayat yang diturunkan pertama kali adalah perintah membaca, “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan” (QS 96:1). Ayat Alquran yang pertama sudah menyiratkan bahwa bahwa Nabi Muhammad tidak buta huruf.
Wallahualam...

ummicaca said...

Nabi dikatakan buta huruf kerana dikatakan mengelak pengkritiknya mengatakan bahawa nabi itu mahir dalam penulisan sehingga boleh memfitnah baginda mencipta sendiri ayat2 indah yang diturnkan oleh Allah. Dan setiap kali turunnya wahyu, baginda akan memanggil pasa sahabat utk menyampaikannya kepada umat. Nabi juga melantik beberapa org yang dipercayainya utk menulisnya di lembaran seperti pelepah kurma dsb.

Pada zaman tu, tak ada penulisan secara rasmi ayat2 yang diturnkan. Jadi ayat2 itu bukannya dalam bentuk tersusun cantik seperti mana yang kita lihat sekarang. Ia sekadar dihafal oleh para sahabat bahkan yang menulis itupon hafal semua ayat2 yang diturnkan.

Ada banyak cerita lagi sebenarnya...

iskandar said...

Semoga Allah mengampunkan kita di atas salah tanggapan dan salah tafsir terhadap status baginda Rasulullah SAW sebagai seorang rasul yang ummiy. Selama ini kita difahamkan bahawa ummiy itu bererti orang yang tidak tahu membaca dan menulis, atau dalam istilah lain, buta huruf. Jika begitu fahaman kita ertinya kita menganggap baginda orang yang tidak belajar atau seorang yang bodoh.

bersambung...

iskandar said...

sambungan...

Ensaiklopedia Barat juga mendefinisikan Nabi Muhammad sebagai seorang yang illiterate. Bagi orang yang tidak prihatin, hal ini mungkin tidak menjadi apa-apa masalah baginya, tapi bagi yang prihatin, yang hatinya terbuka dan sensitif, akan merasakan seolah-olah ada yang tidak kena dengan maksud ummiy itu. Mana mungkin seorang rasul yang kemuliaannya sampai namanya digandingkan dengan nama Tuhan, dikatakan buta huruf.

Maksudnya: "(Iaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, nabi yang ummiy yang (namanya) mereka dapati tertulis dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka..." (Al A'raf: 157)

Sebenarnya yang dimaksudkan ummiy itu ialah orang yang belajar secara luar biasa, bukan mengikut kaedah biasa atau belajar secara proses biasa. Tujuan belajar adalah supaya menjadi pandai, dengan mengisi ilmu kepada akal dan roh. Itulah hakikatnya. Jika akal dan roh tidak diisi dengan ilmu maka seseorang itu tidak akan dapat menjadi pandai.Orang yang hendak menjadi pandai secara biasa, kenalah melahirkan sebab lahiriah untuk mencapai matlamatnya. Contohnya melalui menulis, membaca, berguru, belajar di sekolah dan lain-lain.

Bagi orang biasa, jika tidak mengikut kaedah ini, maka tidak akan menjadi pandai. Itulah lumrahnya. Tetapi itu adalah proses untuk manusia biasa.Oleh kerana Rasulullah itu orangnya luar biasa, Allah pandaikan baginda tanpa melalui proses biasa. Demikianlah Maha Besarnya Tuhan, Rasulullah dipandaikan melalui proses luar biasa. Jadi Rasulullah sebenarnya seorang yang belajar tidak secara biasa tapi secara luar biasa. Rasulullah belajar tetapi tidak perlu menulis, membaca, berguru atau belajar di sekolah. Oleh itu sama sekali tidak benar jika dikatakan Rasulullah tidak belajar. Sebenarnya maksud Rasulullah SAW itu ummiy ialah baginda itu tidak perlu kepada membaca dan menulis.

iskandar said...

PERBAHASAN UMMIY

Mari kita bahaskan pula perkataan ummiy itu. Ummiy didasarkan kepada 'ibu'.

1. Ibu kalau dibahaskan secara lahir ia merupakan punca zuriat kerana ibu melahirkan. Jika tidak ada ibu, mana mungkin dapat melahirkan zuriat.

2. Bagi yang tidak bernyawa, ada juga yang disebut ibu. Contohnya, ibu roti. Daripada ibu rotilah dapat hasilkan roti. Itu disebut ibu juga.

3. Ibu secara batin atau maknawi pula mempunyai erti yang lebih hebat.

Ibu dan ayah pada diri kita ialah akal dan roh. Tanpa akal dan roh, tiada erti apa-apa. Sebab itulah Allah terus bagi ilmu pada Rasulullah tanpa menggunakan alat. Itulah sebabnya Rasulullah dikatakan ummiy iaitu belajar secara terus dari Tuhan. Allah terus campakkan ilmu pada ibu dirinya iaitu akal dan rohnya. Oleh itu salah besarlah jika dikatakan Rasulullah tidak belajar.Rupa-rupanya begitu hebat Allah memproses hamba-hamba yang dikehendaki-Nya dengan cara dipandaikan tanpa melalui proses belajar secara biasa. Itulah sebenarnya mukjizat Rasulullah yang cukup agung dan hebat.

Ummiy itu adalah lambang kebesaran Rasulullah sebenarnya.

Layaklah Rasulullah itu dikatakan ibu, kerana baginda ialah ibu segala ilmu, ibu segala kebaikan, ibu kepada perjuangan, ibu kasih sayang, ibu perpaduan dan lain-lain lagi kerana daripada segala ibu itulah, lahir ilmu, kebaikan, perpaduan, kasih sayang, perjuangan dan lain-lain.Firman Allah SWT di dalam Al Quran:

Maksudnya: "Dan sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Ia dibawa turun oleh Ar Ruhul Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan." (Asy Syu'ara: 192-194)

Malah yang membenarkan dan melayakkan lagi baginda menjadi ibu berlandaskan gelaran ummiy tersebut ialah kerana rohnya atau Nur Muhammad adalah ciptaan Tuhan yang pertama. Dan dari kerana kebesaran dan kemuliaan Nur Muhammad inilah diciptakan langit dan bumi, haiwan, tumbuhan, Syurga, Neraka dan lain-lain. Begitulah hebat dan mulianya Rasulullah hinggakan Baginda dilantik menjadi Penghulu manusia dan namanya diangkat sebaris dengan nama Tuhannya.

iskandar said...

MUSUH-MUSUH ISLAM MENGELIRUKAN MAKSUD UMMIY

Musuh-musuh Islam terutama Yahudi dan puak orientalis sebenarnya sangat kenal siapa Rasulullah. Kehebatan dan kemuliaannya ada dalam pengetahuan dan kajian mereka. Lalu mereka cuba mengelirukan dan mengelabukan pemikiran umat Islam dengan mengatakan bahawa: "Rasulullah itu ummiy yakni tidak tahu membaca dan menulis untuk membuktikan bahawa Al Quran itu bukan dari tulisan Rasulullah." Nampak macam logik dan rasional hujah tersebut.

Tapi sebenarnya mereka menutup maksud ummiy yang sebenar yang memperlihatkan kehebatan Rasulullah SAW. Akhirnya umat Islam dari generasi ke generasi beranggapan Rasulullah itu buta huruf, dan kesan psikologi terhadap pemahaman palsu ini menyebabkan umat Islam menjadi umat yang mundur. Bukan setakat miskin ilmu, harta, kemajuan dan lain-lain tetapi yang lebih parah dari itu ialah miskin iman.
Usaha-usaha untuk memperkecilkan martabat Rasulullah SAW memang telah sekian lama dirancang oleh para musuh Islam. Mereka sengaja hendak memperlihatkan Rasulullah sebagai tidak bertamadun agar umat Islam juga akan mencontohinya. Kebesaran dan kemuliaan Rasulullah cuba ditutup dan disembunyikan.Untuk memperlihatkan dengan lebih jelas bahawa ummiy adalah satu mukjizat besar Rasulullah dan bukannya buta huruf, mari kita bahas lagi.

Mari kita lihat pula kaedah menuntut ilmu melalui proses luar biasa ini. Rasulullah itu digelar ummiy kerana padanya diberikan ibu segala ilmu. Sepertimana Al Fatehah dikatakan Ummul Kitab, kerana di dalamnya adalah intipati seluruh Al Quran, begitu jugalah dengan Rasulullah, di mana wahyu yang diturunkan kepadanya adalah ibu segala ilmu.

Oleh kerana apa yang dianugerahkan kepada Rasulullah itu adalah ibu segala ilmu, ia tidak boleh diterima melalui proses biasa. Ibarat seorang yang ingin mengail ikan yang besar, mestilah menyediakan mata kail yang besar dan kuat, umpan yang baik, tali kail yang teguh dan tahan serta peralatan yang gagah dan sesuai dengan ikan yang hendak dikail.

Begitu jugalah bagi seseorang yang ingin memperolehi ilmu luar biasa dari Tuhan sepertimana Rasulullah mendapat wahyu. Tidak cukup sekadar melalui proses biasa dengan menggunakan pancaindera. Ilmu wahyu yang Allah anugerahkan pada baginda diajar terus kepada ibu dirinya iaitu akal dan rohnya. Ilmunya bukan dari sumber membaca dan menulis.

Kuliah dari Mursyidku...